Sumberarum Tempuran, 15 Oktober 2025 —Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Magelang yang diketuai oleh Dwi Susanti, M.A., dosen Universitas Muhammadiyah Magelang dengan beranggotakan Nur Kholidah, Zulfikar Bagus Pambuko, dan Lintang Muliawanti mengadakan kegiatan Sosialisasi Pengembangan Desa Wisata sebagai langkah awal dalam mewujudkan cita-cita menjadikan Sumberarum sebagai desa wisata berbasis potensi lokal dan nilai-nilai syariah.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Berbasis Wilayah yang berfokus pada bidang Sosial Humaniora–Pariwisata. Program tersebut didanai melalui Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek RI). Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan mahasiswa dari program studi Ilmu Komunikasi dan Hukum Ekonomi Syariah.

Dalam sambutannya, Dwi Susanti, M.A., selaku ketua tim pengusul, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membangun sinergi antar elemen desa dalam mengembangkan potensi wisata berbasis nilai-nilai syariah.

“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi pemicu semangat masyarakat untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam mewujudkan Desa Sumberarum sebagai desa wisata yang mandiri dan berdaya saing,” ujarnya.

Kepala Desa Sumberarum Tempuran, Bapak Muhzen Fanani menyampaikan komitmen dalam sambutannya untuk terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan potensi desa.

“Saya berharap program pengembangan ini bisa menjadi pemicu awal komitmen masyarakat sekitar untuk menyukseskan cita-cita bersama kita di desa wisata,” ungkapnya.

Selain sosialisasi yang diikuti oleh perwakilan desa, pengelola pemandian air panas Umbul Banyu Roso, perwakilan BUMDES, kegiatan ini juga melibatkan warga dalam pembentukan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) sebagai motor penggerak masyarakat dalam pengembangan pariwisata halal. Dalam kegiatan ini, masyarakat diperkenalkan dengan potensi pengembangan produk olahan khas desa berbahan dasar pepaya california yaitu permen jeli pepaya dan keripik pepaya yang mirip dengan keripik kentang mustofa. Kedua produk ini diharapkan dapat menjadi ikon kuliner lokal yang mendukung daya tarik wisata sekaligus meningkatkan nilai ekonomi desa.

Wiwin Sustyowati salah satu peserta sosialisasi menyampaikan kesan  “Saya rasa dengan adanya sosialisasi ini seperti ada harapan baru untuk desa wisata terkhususnya dari olahan pepaya yang menjadi ciri khas Desa Tempuran,” ungkapnya.

Sementara itu Lintang Muliawanti, M.A., sebagai narasumber dalam sosialisasi tersebut menjelaskan bahwa pendekatan wisata yang diusung adalah wisata halal yang inklusif dan ramah semua kalangan. “Wisata halal itu bukan berarti tempat wisata seperti ke Gunung Tidar. Wisata halal di sini lebih mengusung konsep wisata yang menjamin keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan kepatuhan syariah tanpa diskriminasi,” jelasnya.

Pembentukan POKDARWIS menjadi langkah strategis untuk mengorganisasi masyarakat dalam mengelola potensi wisata secara mandiri dan berkelanjutan, mulai dari promosi, pelayanan wisata, hingga pengembangan atraksi lokal. Kolaborasi antara akademisi dan masyarakat ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya ekosistem desa wisata yang berbasis kearifan lokal, inovatif, dan berdaya saing. sebagai destinasi wisata yang unik, edukatif, dan bernilai religius.